Dewasa ini, pariwisata merupakan industri jasa terbesar di dunia. Oleh karena itu tidak mengherankan, industri pariwisata menjadi pilihan baik bagi negara maju maupun negara berkembang termasuk Kabupaten Kudus.Kabupaten Kudus memiliki potensi pariwisata yang sangat menjanjikan dan mampu mendatangkan devisa (pendapatan) bagi daerah, jika dikelola dengan sebaiknya.
Beberapa objek dan daya tarik wisata di Kabupaten Kudus yang sementara ini dijadikan andalan dan selalu dipromosikan (ditawarkan) kepada wisatawan, sebenarnya sangat menarik dan potensial bila dikembangkan lebih lanjut. Di antaranya makam Sunan Kudus di area menara kudus, makam Sunan Muria, makam Kyai Telingsing (ulama Cina yang menyebarkan Islam di Kudus), air terjun colo muria, musium kretek, kawasan kota lama jalan menara maupun rumah kembar Nitisemito. Dua lokasi rumah ini dipisahkan kali gelis.
Apalagi kedua rumah tersebut mempunyai sejarah dalam perkembangan industri rokok di Kudus. Rumah dengan desain Belanda dan di atasnya ada lambang tiga bola dapat menjadi daya tarik mengunjungnya. Konon katanya lambang itu menginspirasi pengusaha Liem Sioe Liong membuat logo yang mirip itu.
Selain itu, Kabupaten Kudus memiliki barang cinderamata (sovenir) yang selama ini diminati wisatawan, terutama wisatawan nusantara. Home industry yang tersebar di Kabupaten Kudus menghasilkan berbagai produk kerajinan tradisional sebagai cinderamata, hadiah kepada teman atau sahabat. Juga bisa dijadikan koleksi yang menunjukkan pemiliknya pernah mengunjungi suatu tempat, dan membawa kesan menyenangkan dari daerah tersebut.
Cinderamata khas Kabupaten Kudus antara lain kain bordir, ukiran kayu khas Kudus. Dan tidak lupa makanan khas seperti Soto, Lentog, Jenang, Sate Kerbau, Pece Pakis dan Nasi Pindang.
Namun masalah pemenuhan kebutuhan berwisata/berekreasi sampai saat ini masih banyak yang belum teratasi. Hal ini disebabkan lajunya pertumbuhan penduduk dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya berwisata.
Permasalahan terbesar adalah dana yang cukup besar untuk pengelolaan dan kurangnya dukungan dari Kabupaten Kudus. Akibatnya, objek wisata di daerah ini kurang begitu menarik minat wisatawan baik domestik maupun asing.
Untuk itu, Kabupaten Kudus harus berupaya keras agar pariwisata daerah ini menjadi penghasil devisa utama setelah cukai rokok.
Bayangkan, betapa banyak jasa yang diperlukan wisatawan kalau hendak melakukan perjalanan wisata. Di antaranya, jasa pelayanan sangat diperlukan semenjak wisatawan itu berangkat sampai kembali ke rumahnya.
Oleh karena itu, produk pariwisata merupakan packages. Baik perjalanan itu diurus sendiri (independent tour) maupun menggunakan jasa Biro Perjalanan Wisata (BPW), dalam suatu paket wisata yang tersusun/terjadwal dalam satu itenerery yang disepakati terlebih dahulu.
Kini saatnya membangkitkan pariwisata kita melalui beberapa pemikiran dan gagasan yang menyadari manfaat pariwisata demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Membangun kembali minat orang mengunjungi Kabupaten Kudus. Di saat kelesuan masih menyelimuti industri pariwisata inilah kita bekerja, di saat kebangkitan niscaya jari jemari kita siap menuai.
Pengembangan produk itu dapat kita pasarkan secara luas agar mampu bersaing di era globalisasi. Hal ini harus didukung oleh pemerintah setempat, dan masyarakat yang mempunyai kepedulian untuk kemajuan pariwisata di Kabupaten Kudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar